Tampilkan postingan dengan label lingkungan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label lingkungan. Tampilkan semua postingan

Selasa, 25 Desember 2012

Jangan sepelekan sampah !



Sampah dari berbagai sumber dapat mencemari lingkungan, baik lingkungan darat, udara maupun perairan. Pencemaran darat yang dapat ditimbulkan oleh sampah misalnya ditinjau dari segi kesehatan sebagai tempat bersarang dan menyebarnya bibit penyakit, sedangkan ditinjau dari segi keindahan, tentu saja menurunnya estetika (tak sedap di pandang mata).
Macam pencemaran udara yang ditimbulkannya misalnya mengeluarkan bau yang tidak sedap, debu gas-gas beracun. Pembakaran sampah dapat meningkatkan karbon monoksida (CO), karbo dioksida (CO2) nitrogen-monoksida (NO), gas belerang,amoniak dan asap di udara. Asap di udara, asap yang ditimbulkan dari bahan plastik ada yang bersifat karsinogen, artinya dapat menimbulkan kanker, berhati-hatilah dalam membakar sampah !
Macam pencemaran perairan yang ditimbulkan oleh sampah misalnya terjadinya perubahan warna dan bau pada air sungai, penyebaran bahan kimia dan mikroorganisme yang terbawa air hujan  dan meresapnya bahan-bahan berbahaya sehingga mencemari sumur dan sumber air. Bahan-bahan pencemar yang masuk kedalam air tanah dapat muncul ke permukaan tanah melalui air sumur penduduk dan mata air, jika bahan pencemar itu berupa B3 (bahan berbahaya dan beracun) misalnya air raksa (merkuri), crhom, timbal, cadmium, maka akan berbahaya bagi manusia, karena dapat menyebabkan gangguan pada syaraf, cacat pada bayi, kerusakan sel-sel hati atau ginjal.

Pertambahan jumlah penduduk, perubahan pola konsumsi, dan gaya hidup masyarakat telah meningkatkan jumlah timbunan sampah, jenis, dan keberagaman karakteristik sampah. Meningkatnya daya beli masyarakat terhadap berbagai jenis bahan pokok dan hasil teknologi serta meningkatnya usaha atau kegiatan penunjang pertumbuhan ekonomi suatu daerah juga memberikan kontribusi yang besar terhadap kuantitas dan kualitas sampah yang dihasilkan. Meningkatnya volume timbulan sampah memerlukan pengelolaan. Pengelolaan sampah yang tidak mempergunakan metode dan teknik pengelolaan sampah yang ramah lingkungan selain akan dapat menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan juga akan sangat mengganggu kelestarian fungsi lingkungan baik lingkungan pemukiman, hutan, persawahan, sungai dan lautan.
Berdasarkan Undang-Undang No. 18Tahun 2008[1], sampah adalah sisa kegiatan sehari- hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat. Pengelolaan sampah dimaksudkan adalah kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah.
Sampah yang menumpuk tersebut tentunya akan banyak mengganggu kita,  disamping menimbulkan bau yang tak sedap.  Sampah inipun akan banyak menimbulkan penyakit. Untuk sampah yang banyak mengandung makanan  busuk, sudah pasti merupakan sarang hidupnya Bakteri Coli.  Sehingga apabila sampah ini menumpuk di saat musim hujan, tentunya akan menimbulkan wabah muntaber  atau diare., DB  dan lain sebagainya..
Sampah juga bisa mengundang datangnya  kawanan tikus  dan serangga yang bisa menyebabkan berbagai penyakit pencernaan,  penyakit kuning,  penyakit cacing perut , Malaria dan lain sebagainya.  Hal ini disebabkan sampah bisa mencemari air permukaan,  air tanah , lahan pertanian  dan juga bisa mencemari udara  yang menyebabkan permasalahan pada manusia dan ekosistem nya.

Sampah jalanan dan rumah tangga sering bertaburan dan jika hujan turun akan terbawa ke got/sungai, akibatnya sungai tersumbat dan timbul banjir. Selanjutnya banjir dapat menyebarkan penyakit, banyak got dimusim hujan menjadi mampet karena penduduk membuang sampah disembarang tempat.
Permasalahan sampah dapat berkaitan dengan nilai kerukunan, atau sebaliknya justru dapat menambah kerukunan. Orang yang sering membuang sampah di sekitar tempat tinggal nya dan mencemari lingkungan dapat menimbulkan ketidaksenangan tetangganya. Hal yang demikian dapat menimbulkan keretakan hubungan antar keluarga.  Kondisi yang demikian perlu diubah agar terjadi hubungan yang sebaliknya yakni dapat semakin meningkatkan kerukunan.
Tiap warga hendaknya memiliki kesanggupan untuk menempatkan sampah pada tempatnya., misalnya memisahkan sampah organik dengan sampah anorganik, memisahkan sampah yang beracun dan yang tidak beracun. Pekerjaan tersebut bukanlah pekerjaan yang sulit jika setiap warga memiliki kesadaran dan kesanggupan untuk melakukannya.

Nah, sudah tahu kan apa saja dampak dari sampah yang tidak terkelola dengan baik ? Mari mulai sekarang kita jaga lingkungan mulai dari hal terkecil, seperti membuang sampah pada tempatnya.... karena GOD LOVES YOU if You Save Our Earth :)

Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)



Environmental impact assessment atau analisa mengenai dampak lingkungan diperkenalkan pertama kali pada tahun 1969 oleh National Environmental Policy Act di Amerika Serikat. Menurut UU No. 23 tahun1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup dan PP No. 27 tahun1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDALl) adalah kajian mengenai dampak besar dan penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan.

AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan) merupakan alat untuk merencanakan tindakan preventif terhadap kerusakan lingkungan yang mungkin akan ditimbulkan oleh suatu aktifitas pembangunan yang direncanakan.
AMDAL berfungsi sebagai penetapan pengambilan keputusan seperti yang tercantum dalam Pasal 1 ayat 1 PP27 Tahun 1999, (AMDAL adalah kajian mengenai dampak besar dan penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan ). Pengambilan keputusan adalah proses memilih suatu alternatif cara bertindak dengan metode yang efisien sesuai dengan situasi.

 

Amdal from jatmikosigit

AMDAL harus dilakukan untuk proyek yang diperkirakan akan menimbulkan dampak penting, karena ini memang yang dikehendaki baik oleh Peraturan Pemerintah maupun oleh Undang-undang, dengan tujuan agar kualitas lingkungan tidak rusak karena adanya proyek-proyek pembangunan. Oleh karena itu pemilik proyek atau pemrakarsa akan melanggar perundangan bila tidak menyusun AMDAL, semua perizinan akan sulit didapat dan di samping itu pemilik proyek dapat dituntut dimuka pengadilan. Keharusan membuat AMDAL merupakan cara yang efektif untuk memaksa para pemilik proyek memperhatikan kualitas lingkungan, tidak hanya memikirkan keuntungan proyek sebesar mungkin tanpa memperhatikan dampak lingkungan yang timbul. Dampak dari suatu kegiatan, baik dampak negatif maupun dampak positif harus sudah diperkirakan sebelum kegiatan itu dimulai. Dengan adanya AMDAL, pengambil keputusan akan lebih luas wawasannya di dalam melaksanakan tugasnya. Karena di dalam suatu rencana kegiatan, banyak sekali hal-hal yang akan dikerjakan, maka AMDAL harus dapat membatasi diri, hanya mempelajari hal-hal yang penting bagi proses pengambilan keputusan.

AMDAL ini sangat penting bagi negara berkembang khususnya Indonesia, karena Indonesia sedang giat melakasanakan pembangunan, dan untuk melaksanakan pembangunan maka lingkungan hidup banyak berubah, dengan adanya AMDAL maka perubahan tersebut dapat diperkirakan. Dampak kegiatan terhadap lingkungan hidup dapat berupa dampak positif maupun dampak negatif, hampir tidak mungkin bahwa dalam suatu kegiatan / pembangunan tidak ada dampak negatifnya. Dampak negatif yang kemungkinan  timbul harus sudah diketahui sebelumnya (dengan AMDAL), di samping itu AMDAL juga membahas cara-cara untuk menanggulangi / mengurangi dampak negatif. Agar supaya jumlah masyarakat yang dapat ikut merasakan hasil pembangunan meningkat, maka dampak positif perlu dikembangkan di dalam AMDAL.

Pemerintah berkewajiban memberikan keputusan apakah suatu rencana kegiatan layak atau tidak layak lingkungan. Keputusan kelayakan lingkungan ini dimaksudkan untuk melindungi kepentingan rakyat dan kesesuaian dengan kebijakan pembangunan berkelanjutan. Untukmengambil keputusan, pemerintah memerlukan informasi yang dapat dipertanggungjawabkan, baik yang berasal dari pemilik kegiatan/pemrakarsa maupun dari pihak-pihak lain yang berkepentingan. Informasi tersebut disusun secara sistematis dalam dokumen AMDAL. Dokumen ini dinilai oleh Komisi Penilai AMDAL untuk menentukan apakah informasi yang terdapat didalamnya telah dapat digunakan untuk pengambilan keputusan dan untuk menilai apakah rencana kegiatan tersebut dapat dinyatakan layak atau tidak layak berdasarkan suatu kriteria kelayakan lingkungan yang telah ditetapkan oleh Peraturan Pemerintah.

 

Jumat, 03 Juni 2011

PENGENDALIAN MIKROORGANISME SCR FISIK

Radiasi
(i) Radiasi ultraviolet :
Ultraviolet merupakan unsur bakterisidal utama pada sinar matahari
yang meneyebabkan perubahan-perubahan di dalam sel berupa :
- Denaturasi protein
- Kerusakan DNA
- Hambatan repikasi DNA
- Pembetukan H2O2 dan peroksida organik di dalam pembenihan
- Merangsang pembentukan kolisin pada kuman kolisigenik dengan
merusak penghambatnya di dalam sitoplasma
Lampu ultraviolet dipergunakan untuk :
- Membunuh mikrooganisme
- Membuat vaksin kuman dan virus
- Mencegah infeksi melalui udara pada ruang bedah, tempat-tempat
umum dan laboratorium bakteriologis.
(ii) Radiasi sinar-X dan pengion lainnya :
Radiasi pengion memiliki kapasitas lebih esar untuk menginduksikan
perubahan-perubahan yang mematikan pada DNA sel. Cara ini
berguna untuk sterilisasi barang-barang sekali pakai misalnya benang
bedah, semperit sekali pakai, pembalut lekat dan lain-lain.
Pengeringan
Pengeringaan sel mikroba serta lingkungannya sangat mengurangi atau
menghentikan aktivitas metabolik. Diikuti dengaan maatinya sejumlaah
sel. Pada umumnyaa lamanya mikroorganisme bertahan hidup setelah
pengeringan bervariasi tergantung dari faktor-faktor yang
mempengaruhinya. Yaitu :
a. macam mikroorgaanissme
b. Bahan pembawa yang akan dipakai untuk mengeringkan
mikroorganisme
c. Kesempurnaan proses pengeringan
d. Kondisi fissik (cahaya, suhu, kelembaban yang dikenakan pada
organisme yaang dikeringkan.
Pengeringan di udara dapat membunuh sebagian besar kuman. Spora
tidak terpengaruh oleh pengeringan, karena itu merupakan cara yang
kurang memuaskan.
Sterilisasi dengan penyaringan
Cara sterilisasi ini berguna untuk larutan antibiotika, serum, larutan
karbohidrat dan lain-lainnya. Dapat juga dipakai untuk memisahkan
kumandari toksin dan bakterifage. Juga dapat dipergunakan untuk menyaring
kuman yang jumlahnya sedikit di dalam suatu cairan.
Kerugian cara penyaringan : virus dan mikoplasma dapat melewati saringan
kuman, oleh sebab itu serum yang telah di saring tidak cukup aman untuk
dipakai didalam klinik karena mungkin masih mengandung virus atau
mikoplasma.
Jenis-jenis saringan kuman ialah :
(i) Tabungporselen misalnya Berkefeld datau Chamberland
(ii) Filter piringan asbes misalnya Seitz
(iii) Filter dari gelas berlubang
(iv) Filter membran atau koloidon
a) Suhu rendah
Suhu rendah tidak membunuh mikroorganisme tetapi menghambat perkembangbiakannya. Dengan demikian pertumbuhan mikroorganisme semakin berkurang seiring dengan semakin rendahnya suhu, dan akhirnya di bawah “suhu pertumbuhan minimum” perkembangbiakannya akan berhenti.
Suhu pertumbuhan minimum yang tertera dalam Tabel 1 hanyalah angka perkiraan dan secara eksperimental hanya berlaku untuk beberapa strain dari spesies tertentu dan tidak dapat berlaku umum. Pada penyimpanan bahan makanan dalam suhu beku, proses pembusukan oleh mikroorganisme masih dapat terjadi walau sangat diperlambat. Proses kerusakan baru dapat dihentikan pada suhu di bawah -18°C.
Suhu minimal hanya berlaku bila dalam keadaan lingkungan yang optimal. Adanya perubahan sedikit saja pada nilai aw atau pH telah dapat menyebabkan peningkatan suhu pertumbuhan secara drastis. Contohnya adalah Enterobacter aerogenes yang memiliki suhu pertumbuhan minimal sebesar 5 °C apabila angka aktivitas airnya optimal yaitu di atas 0,97. Pada nilai aw sebesar 0,955 pertumbuhannya berhenti pada suhu sekitar 20 °C , dan pada aw 0,950 pertumbuhan berhenti pada suhu 30 . Pada uji mikroorganisme yang sama, terjadi peningkatan suhu pertumbuhan minimal menjadi 15 °C ketika terjadi penurunan pH dari pH optimal 7 menjadi 3,9. Pada beberapa mikroorganisme, suhu rendah dapat pula menyebabkan aktivitas enzimatik menjadi intensif. Pseudomonas lebih banyak menghasilkan lipase dan proteinase pada suhu di bawah suhu optimum pertumbuhannya.
Pembersihan secara fisik
Beberapa hal yang harus dilakukan oleh setiap penjamah makanan ketika mengolah dan menyajikan makanan untuk mencegah penularan penyakit menular yaitu: Selalu mencuci tangan sebelum menjamah makanan, minuman dan peralatan. Tangan dapat memindahkan kuman (bibit penyakit) dari sampah, daging mentah, piring kotor ataupun dari kotoran hidung maupun tenggorokan kedalam makanan.
Memotong kuku agar tetap pendek dan tidak menggunakan cat kuku dan selalu mencuci tangan menggunakan sabun dan air hangat. Gosok tangan terutama dibawah kuku selama 20 detik dengan sabun, kemudian bersihkan dengan menggunakan air hangat. Jika tidak ada kertas toilet bisa menggunakan pengering tangan dan tidak boleh menggunakan apron (celemek) atau lap cuci untuk mengeringkan tangan. Pencucian tangan perlu dilakukan kembali setelah menggunakan kamar kecil ataupun setelah kontak dengan cairan tubuh ketika batuk atau bersin. Setelah makan, merokok, memegang daging mentah, membuang sampah atau memindahkan piring kotor.

TERMODINAMIKA

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Termodinamika dalam bahasa Yunani berarti thermos = 'panas' dan dynamic = 'perubahan' maka termodinamika merupakan fisika energy, panas, kerja, entropi dan kespontanan proses. Termodinamika berhubungan dekat dengan mekanika statistik dimana banyak hubungan termodinamika berasal.
Pada sistem di mana terjadi proses perubahan wujud atau pertukaran energi, termodinamika klasik tidak berhubungan dengan kinetika reaksi (kecepatan suatu proses reaksi berlangsung). Karena alasan ini, penggunaan istilah "termodinamika" biasanya merujuk pada termodinamika setimbang. Dengan hubungan ini, konsep utama dalam termodinamika adalah proses kuasistatik ,yang diidealkan ,proses "super pelan".
Proses termodinamika bergantung-waktu dipelajari dalam termodinamika tak setimbang. Karena termodinamika tidak berhubungan dengan konsep waktu, telah diusulkan bahwa termodinamika setimbang seharusnya dinamakan termostatik.
Hukum termodinamika kebenarannya sangat umum, dan hukum-hukum ini tidak bergantung kepada rincian dari interaksi atau system yang diteliti. Ini berarti mereka dapat diterapkan ke system dimana seseorang tidak tahu apapun kecuali perimbangan transfer energy dan wujud di antara mereka dan lingkungan. Contohnya termasuk perkiraan Einstein tentang emisi spontan dalam abad ke-20 dan riset sekarang ini tentang termodinamika benda hitam

B. Tujuan
1. Mahasiswa dapat memahami hukum – hukum termodinamika
2. Mahasiswa dapat menerapkan ilmu termodinamika dalam kehidupan sehari – hari



C. Manfaat
Banyak sekali manfaat termodinamika bagi kehidupan sehari – hari salah satunya yaitu pemuaian gas panas dalam suatu mesin diesel, pemuaian gas cair dalm system pendinginan dan langkah kompresi dalam mesin diesel yang menggunakan proses adiabatik,

D. Ruang lingkup
Termodinamika merupakan ilmu fisika yang mempelajari tentang perubahan panas meliputi : proses isobaric, proses isothermal, proses isokhorik, proses adiabatic dan hukum termodinamika awal hingga hukum termodinamika ke – 3 serta siklus termodinamika. Temodinamika juga melibatkan usaha yang di lakukan dan kalor yang disuplai atau hilang dari suatu gas.





















BAB II
PEMBAHASAN


A. Pengertian
Termodinamika berasal dari dua kata, yaitu thermal (yang berkenaan dengan panas) dan dinamika (yang berkenaan dengan pergerakan). Maka termodinamika merupakan ilmu mengenai fenomena tentang energi yang berubah – ubah karena pengaliran panas dan usaha yang dilakukan. Misalnya suatu benda dinaikkan suhunya maka timbul pemuaian. Pada proses ini terdapat suatu pemindahan panas dan juga bekerja suatu gaya yang mengalami perpindahan sehingga mengakibatkan terlaksananya suatu usaha.

B. Usaha pada berbagai proses termodinamika
Usaha, yaitu hanya muncul jika terjadi perpindahan energi antara system dan lingkungan . Sistem adalah suatu benda atau keadaan yang menjadi pusat perhatian kita, sedangkan lingkungan adalah segala sesuatu di luar system yang dapat mempengaruhi keadaan system secara langsung. Apabila antara system dan lingkungan memungkinkan terjadinya pertukaran materi dan energy, maka sistemnya disebut system terbuka. Jika hanya terbatas pada pertukaran energy, maka disebut system tertutup. Sedangkan jika pertukaran meteri maupun energy tidak mungkin terjadi, maka disebut system terisolasi.
Ada beberapa proses yang kita kenal sehubungan dengan usaha yang dilakukan oleh gas berkaitan dengan perubahan suhu, volume, tekanan dan enerdi dalam gas. Proses tersebut yaitu :
1. Proses isobaric
Proses isobaric adalah proses perubahan keadaan system pada tekanan tetap.
















Keterangan :
W = usaha (J)
P = tekanan (atm)
V1 = volume awal (m3)
V2 = volume akhir (m3)
2. Proses isothermal
Proses isothermal adalah proses perubahan keadaan system pada suhu tetap. Proses ini mengikuti hokum boyle, yaitu PV = konstan. Untuk menghitung usaha yang dilakukan oleh system , kita tentukan dahulu persamaan tekanan sebagai fungsi volume berdasarkan persamaan keadaan gas ideal,yaitu :














Keterangan :
W = usaha (J)
V1 = volume awal (m3)
V2 = volume akhir (m3)
n = (mol)
R = ketetapan gas umum (8,31 J/mol K)
T = suhu (oK)

3. Proses isokhorik
Proses isokorik adalah proses perubahan keadaan system pada volume tetap (gambar ). Gas tidak mengalami perubahan volume (∆V = 0)









Dari grafik (P –V) di atas diperoleh V1 = V2, maka ∆V = 0. Usaha yang digunakan oleh gas sama dengan nol.



4. Proses adiabatic
Proses adiabatic adalah proses perubahan keadaan system tanpa adanya kalor yang masuk kea tau keluar dari system (gas), yaitu Q = 0 (gambar)











Usaha yang dilakukan oleh gas pada proses adiabatic dapat dinyatakan sebagai berikut :





Keterangan :
W = usaha (J)
T1 = suhu awal (oK)
T2 = suhu akhir (oK)
n = (mol)
R = ketetapan gas umum (8,31 J/mol K)
Proses adiabatic sangat penting dalam bidang rekayasa. Beberapa contoh proses adiabatic adalah pemuaian gas panas dalam suatu mesin diesel, pemuaian gas cair dalm system pendinginan dan langkah kompresi dalam mesin diesel.

C. Hukum awal termodinamika
Hukum ini menyatakan bahwa dua sistem dalam keadaan setimbang dengan sistem ketiga, maka ketiganya dalam saling setimbang satu dengan lainnya.



D. Hukum I termodinamika
Hukum ini terkait dengan kekekalan energy. Hukum ini menyatakan perubahan energy dalam dari suatu system termodinamika tertutup sama dengan total dari jumlah energy kalor yang disuplai ke dalam system dan kerja yang dilakukan terhadap system.



Keterangan :
Q = kalor yang dilepas atau yang diterima oleh system selama perubahan dari keadaan 1 ke keadaan 2
∆U = perubahan energy dalam system
W = usaha luar yang dilakukan oleh system selama perubahan
Contoh soal :
Tabung yang volumenya 2 m3 berisi gas ditekan secara isobaric pada tekanan 6 x 105 Pa sehingga volumenya menjadi 1,5 m3. Akibat tekanan ini, energy dalam gas bertambah 3 x 105 J. Hitung kalor yang dilepas gas?

Jawab:
Q = W + ∆U
= P. ∆V + ∆U
= 6 x 105 x (1,5 – 2) + 3 x 105
= 0 J
Artinya gas tidak melepaskan kalor

1. Perubahan energy dalam (∆U)
Energy dalam merupakan jumlah energy kinetik translasi dari semua atom. Jumlah ini sama dengan energy kinetik rata – rata per molekul dikalikan total molekul.
U = nRT
∆U = U2-U1




Dengan demikian, energy kinetik dalam sebuah gas ideal hanya tergantung pada suhu dan jumlah mol gas dan tidak tergantung dari tekanan dan volume. Dengan kata lain energy dalam system hanya tergantung pada keadaan awal (T1) dan keadaan akhir (T2) saja dan tidak tergantung pada bagaimana proses ini berlangsung.

2. Hukum I thermodinamika pada beberapa proses thermodinamika
a. Proses isobaric
Proses isobaric merupakan proses yang berlangsung pada tekanan tetap. Pada proses isobaric terjadi perubahan energy ∆U karena terjadi perubahan suhu system ∆T.


Keterangan :
∆U = perubahan energy dalam (J)
Q = kalor (J)
P = tekanan (atm)
V2 = volume akhir (m3)
V1 = volume awal (m3)

b. Proses isothermal
Proses isothermal merupakan proses yang berlangsung pada suhu tetap. Berarti, suhu awal gas T1 sama dengan suhu akhir T2 sehingga perubahan energy dalam ∆U = nR(T2-T1) = 0.






Keterangan :
W = usaha (J)
V1 = volume awal (m3)
V2 = volume akhir (m3)
n = (mol)
R = ketetapan gas umum (8,31 J/mol K)
T = suhu (oK)
Q = usaha (J)

c. Proses isokhorik
Pada proses isokhorik merupakan proses yang berlangsung pada volume tetap. Berarti volume awal sama dengan volume akhir sehingga usaha yang dilakukan gas W = P (∆V) = 0





d. Proses adiabatic
Proses adiabatic merupakan proses yang berlangsung dimana tidak ada kalor yang masuk atau keluar dari system (Q = 0). Dari hukum I termodinamika diperoleh hubungan berikut :





E. Hukum II termodinamika
Hukum II thermodinamika membatasi perubahan energy mana yang dapat terjadi dan yang tidak dapat terjadi. Pembatasan ini dapat dinyatakan dengan berbagai cara antara lain :
 Hukum II termodinamika dalam pernyataan aliran kalor (perumusan RJF. Clausius) “ kalor mengalir secara spontan dari benda bersuhu tinggi ke benda bersuhu rendah dan tidak mengalir secara spontan dalam arah kebalikannya”
 Hukum II termodinamika dalam pernyataan tentang mesin kalor (perumusan Kelvin - Planck) “ tidak mungkin membuat suatu mesin kalor yang bekerja dalam suatu siklus yang semata – mata menyerap kalor dari sebuah reservoir dan mengubah seluruhnya menjadi usaha luar”
 Hukum II termodinamika dalam pernyataan entropi “ total entroppi semesta tidak berubah ketika proses reversible terjadi dan bertambah ketika prosees ireversibel terjadi ”
1. Pengertian entropi
Entropi menyatakan ukuran ketidakteraturan suatu system. Suattu system yang memiliki entropi yang tinggi berarti system tersebut makin tidak teratur.sebagai contoh, jika gas dipanaskan maka molekul – molekul gas akan bergerak secara acak (entropinya tinggi) tetapi jika suhunya diturunkan maka gerak molekulnya menjadi lebih teratur (entropinya rendah). Entropi adalah ukuran banyaknya energy atau kalor yang tidak dapat diubah menjadi usaha.




Keterangan :
∆S = Entropi ( )
∆Q = perubahan kalor (joule)
T = suhu mutlak (0K)

2. Mesin pendingin
Mesin pendingin merupakan peralatan yang bekerja berdasarkan aliran kalor dari benda dingin ke benda panas dengan melakukan usaha pada system. Contoh lemari es (kulkas) dan pendingin ruangan AC.







F. Hukum III termodinamika
Hukum termodinamika terkait dengan temperature nol absolute. Hukum ini menyatakan bahwa pada saat suatu system mencapai temperature nol absolute, semua proses akan berhenti dan entropi system akan mendekati nilai minimum. Hukum ini juga menyatakan bahwa entropi benda berstruktur Kristal sempurna pada temperature nol absolute bernilai nol.

G. Siklus thermodinamika
Usaha yang dilakukan oleh suatu gas ketika gas tersebut memuai secara isothermal tidak mungkin gas itu memuai terus – menerus untuk melakukan usaha menyerap kalor, sebab proses isothermal itu akan berhenti ketika volum maksimum system telah tercapai. Untuk dapat mengubah kalor menjadi usaha terus – menerus haruslah diupayakan agar gas yang telah melakukan usaha itu dikembalikan ke keadaan awalnya. Proses dari keadaan semula dan kembali lagi ke keadaan semula setelah gas melakukan usaha disebut siklus (daur).
Pada tahun 1824,seorang insinyur berkebangsaan Prancis bernama Sadi Carnot (1796-1832) memperkenalkan metode baru untuk meningkatkan efisiensi mesin berdasarkan siklus usaha yang selanjutnya dikenal sebagai siklus Carnot. Siklus Carnot ini terdiri dari empat proses yaitu dua proses adiabatic dan dua proses isothermal.







Efisiensi nyata (η) dari mesin kalor adalah perbandingan usaha total yang dilakukan oleh mesin selama satu siklus terhadap kalor yang dimasukkan dari sumber bersuhu tinggi di dalam satu siklus. Besarnya kerja yang dapat dilakukan oleh system dibandingkan dengan energy yang diserap, dapat melakukan efisiensi suatu mesin. Efisiensi disefinisikan sebagai :




Persamaan diatas menunjukkan efisiensi mesin secara umum, sedangkan khusus untuk mesin Carnot, persamaannya dapat ditulis menjadi :





Keterangan :
W = usaha yang dilakukan oleh system (joule/J)
Q2 = kalor dilepaskan (joule/J)
Q1 = kalor masuk (joule/J)
T1 = reservoir suhu tinggi (oK)
T2 = reservoir suhu rendah (oK)
η = efisiensi (%)