Radiasi
(i) Radiasi ultraviolet :
Ultraviolet merupakan unsur bakterisidal utama pada sinar matahari
yang meneyebabkan perubahan-perubahan di dalam sel berupa :
- Denaturasi protein
- Kerusakan DNA
- Hambatan repikasi DNA
- Pembetukan H2O2 dan peroksida organik di dalam pembenihan
- Merangsang pembentukan kolisin pada kuman kolisigenik dengan
merusak penghambatnya di dalam sitoplasma
Lampu ultraviolet dipergunakan untuk :
- Membunuh mikrooganisme
- Membuat vaksin kuman dan virus
- Mencegah infeksi melalui udara pada ruang bedah, tempat-tempat
umum dan laboratorium bakteriologis.
(ii) Radiasi sinar-X dan pengion lainnya :
Radiasi pengion memiliki kapasitas lebih esar untuk menginduksikan
perubahan-perubahan yang mematikan pada DNA sel. Cara ini
berguna untuk sterilisasi barang-barang sekali pakai misalnya benang
bedah, semperit sekali pakai, pembalut lekat dan lain-lain.
Pengeringan
Pengeringaan sel mikroba serta lingkungannya sangat mengurangi atau
menghentikan aktivitas metabolik. Diikuti dengaan maatinya sejumlaah
sel. Pada umumnyaa lamanya mikroorganisme bertahan hidup setelah
pengeringan bervariasi tergantung dari faktor-faktor yang
mempengaruhinya. Yaitu :
a. macam mikroorgaanissme
b. Bahan pembawa yang akan dipakai untuk mengeringkan
mikroorganisme
c. Kesempurnaan proses pengeringan
d. Kondisi fissik (cahaya, suhu, kelembaban yang dikenakan pada
organisme yaang dikeringkan.
Pengeringan di udara dapat membunuh sebagian besar kuman. Spora
tidak terpengaruh oleh pengeringan, karena itu merupakan cara yang
kurang memuaskan.
Sterilisasi dengan penyaringan
Cara sterilisasi ini berguna untuk larutan antibiotika, serum, larutan
karbohidrat dan lain-lainnya. Dapat juga dipakai untuk memisahkan
kumandari toksin dan bakterifage. Juga dapat dipergunakan untuk menyaring
kuman yang jumlahnya sedikit di dalam suatu cairan.
Kerugian cara penyaringan : virus dan mikoplasma dapat melewati saringan
kuman, oleh sebab itu serum yang telah di saring tidak cukup aman untuk
dipakai didalam klinik karena mungkin masih mengandung virus atau
mikoplasma.
Jenis-jenis saringan kuman ialah :
(i) Tabungporselen misalnya Berkefeld datau Chamberland
(ii) Filter piringan asbes misalnya Seitz
(iii) Filter dari gelas berlubang
(iv) Filter membran atau koloidon
a) Suhu rendah
Suhu rendah tidak membunuh mikroorganisme tetapi menghambat perkembangbiakannya. Dengan demikian pertumbuhan mikroorganisme semakin berkurang seiring dengan semakin rendahnya suhu, dan akhirnya di bawah “suhu pertumbuhan minimum” perkembangbiakannya akan berhenti.
Suhu pertumbuhan minimum yang tertera dalam Tabel 1 hanyalah angka perkiraan dan secara eksperimental hanya berlaku untuk beberapa strain dari spesies tertentu dan tidak dapat berlaku umum. Pada penyimpanan bahan makanan dalam suhu beku, proses pembusukan oleh mikroorganisme masih dapat terjadi walau sangat diperlambat. Proses kerusakan baru dapat dihentikan pada suhu di bawah -18°C.
Suhu minimal hanya berlaku bila dalam keadaan lingkungan yang optimal. Adanya perubahan sedikit saja pada nilai aw atau pH telah dapat menyebabkan peningkatan suhu pertumbuhan secara drastis. Contohnya adalah Enterobacter aerogenes yang memiliki suhu pertumbuhan minimal sebesar 5 °C apabila angka aktivitas airnya optimal yaitu di atas 0,97. Pada nilai aw sebesar 0,955 pertumbuhannya berhenti pada suhu sekitar 20 °C , dan pada aw 0,950 pertumbuhan berhenti pada suhu 30 . Pada uji mikroorganisme yang sama, terjadi peningkatan suhu pertumbuhan minimal menjadi 15 °C ketika terjadi penurunan pH dari pH optimal 7 menjadi 3,9. Pada beberapa mikroorganisme, suhu rendah dapat pula menyebabkan aktivitas enzimatik menjadi intensif. Pseudomonas lebih banyak menghasilkan lipase dan proteinase pada suhu di bawah suhu optimum pertumbuhannya.
Pembersihan secara fisik
Beberapa hal yang harus dilakukan oleh setiap penjamah makanan ketika mengolah dan menyajikan makanan untuk mencegah penularan penyakit menular yaitu: Selalu mencuci tangan sebelum menjamah makanan, minuman dan peralatan. Tangan dapat memindahkan kuman (bibit penyakit) dari sampah, daging mentah, piring kotor ataupun dari kotoran hidung maupun tenggorokan kedalam makanan.
Memotong kuku agar tetap pendek dan tidak menggunakan cat kuku dan selalu mencuci tangan menggunakan sabun dan air hangat. Gosok tangan terutama dibawah kuku selama 20 detik dengan sabun, kemudian bersihkan dengan menggunakan air hangat. Jika tidak ada kertas toilet bisa menggunakan pengering tangan dan tidak boleh menggunakan apron (celemek) atau lap cuci untuk mengeringkan tangan. Pencucian tangan perlu dilakukan kembali setelah menggunakan kamar kecil ataupun setelah kontak dengan cairan tubuh ketika batuk atau bersin. Setelah makan, merokok, memegang daging mentah, membuang sampah atau memindahkan piring kotor.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar