Tampilkan postingan dengan label kuman. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label kuman. Tampilkan semua postingan

Jumat, 03 Juni 2011

PENGENDALIAN MIKROORGANISME SCR FISIK

Radiasi
(i) Radiasi ultraviolet :
Ultraviolet merupakan unsur bakterisidal utama pada sinar matahari
yang meneyebabkan perubahan-perubahan di dalam sel berupa :
- Denaturasi protein
- Kerusakan DNA
- Hambatan repikasi DNA
- Pembetukan H2O2 dan peroksida organik di dalam pembenihan
- Merangsang pembentukan kolisin pada kuman kolisigenik dengan
merusak penghambatnya di dalam sitoplasma
Lampu ultraviolet dipergunakan untuk :
- Membunuh mikrooganisme
- Membuat vaksin kuman dan virus
- Mencegah infeksi melalui udara pada ruang bedah, tempat-tempat
umum dan laboratorium bakteriologis.
(ii) Radiasi sinar-X dan pengion lainnya :
Radiasi pengion memiliki kapasitas lebih esar untuk menginduksikan
perubahan-perubahan yang mematikan pada DNA sel. Cara ini
berguna untuk sterilisasi barang-barang sekali pakai misalnya benang
bedah, semperit sekali pakai, pembalut lekat dan lain-lain.
Pengeringan
Pengeringaan sel mikroba serta lingkungannya sangat mengurangi atau
menghentikan aktivitas metabolik. Diikuti dengaan maatinya sejumlaah
sel. Pada umumnyaa lamanya mikroorganisme bertahan hidup setelah
pengeringan bervariasi tergantung dari faktor-faktor yang
mempengaruhinya. Yaitu :
a. macam mikroorgaanissme
b. Bahan pembawa yang akan dipakai untuk mengeringkan
mikroorganisme
c. Kesempurnaan proses pengeringan
d. Kondisi fissik (cahaya, suhu, kelembaban yang dikenakan pada
organisme yaang dikeringkan.
Pengeringan di udara dapat membunuh sebagian besar kuman. Spora
tidak terpengaruh oleh pengeringan, karena itu merupakan cara yang
kurang memuaskan.
Sterilisasi dengan penyaringan
Cara sterilisasi ini berguna untuk larutan antibiotika, serum, larutan
karbohidrat dan lain-lainnya. Dapat juga dipakai untuk memisahkan
kumandari toksin dan bakterifage. Juga dapat dipergunakan untuk menyaring
kuman yang jumlahnya sedikit di dalam suatu cairan.
Kerugian cara penyaringan : virus dan mikoplasma dapat melewati saringan
kuman, oleh sebab itu serum yang telah di saring tidak cukup aman untuk
dipakai didalam klinik karena mungkin masih mengandung virus atau
mikoplasma.
Jenis-jenis saringan kuman ialah :
(i) Tabungporselen misalnya Berkefeld datau Chamberland
(ii) Filter piringan asbes misalnya Seitz
(iii) Filter dari gelas berlubang
(iv) Filter membran atau koloidon
a) Suhu rendah
Suhu rendah tidak membunuh mikroorganisme tetapi menghambat perkembangbiakannya. Dengan demikian pertumbuhan mikroorganisme semakin berkurang seiring dengan semakin rendahnya suhu, dan akhirnya di bawah “suhu pertumbuhan minimum” perkembangbiakannya akan berhenti.
Suhu pertumbuhan minimum yang tertera dalam Tabel 1 hanyalah angka perkiraan dan secara eksperimental hanya berlaku untuk beberapa strain dari spesies tertentu dan tidak dapat berlaku umum. Pada penyimpanan bahan makanan dalam suhu beku, proses pembusukan oleh mikroorganisme masih dapat terjadi walau sangat diperlambat. Proses kerusakan baru dapat dihentikan pada suhu di bawah -18°C.
Suhu minimal hanya berlaku bila dalam keadaan lingkungan yang optimal. Adanya perubahan sedikit saja pada nilai aw atau pH telah dapat menyebabkan peningkatan suhu pertumbuhan secara drastis. Contohnya adalah Enterobacter aerogenes yang memiliki suhu pertumbuhan minimal sebesar 5 °C apabila angka aktivitas airnya optimal yaitu di atas 0,97. Pada nilai aw sebesar 0,955 pertumbuhannya berhenti pada suhu sekitar 20 °C , dan pada aw 0,950 pertumbuhan berhenti pada suhu 30 . Pada uji mikroorganisme yang sama, terjadi peningkatan suhu pertumbuhan minimal menjadi 15 °C ketika terjadi penurunan pH dari pH optimal 7 menjadi 3,9. Pada beberapa mikroorganisme, suhu rendah dapat pula menyebabkan aktivitas enzimatik menjadi intensif. Pseudomonas lebih banyak menghasilkan lipase dan proteinase pada suhu di bawah suhu optimum pertumbuhannya.
Pembersihan secara fisik
Beberapa hal yang harus dilakukan oleh setiap penjamah makanan ketika mengolah dan menyajikan makanan untuk mencegah penularan penyakit menular yaitu: Selalu mencuci tangan sebelum menjamah makanan, minuman dan peralatan. Tangan dapat memindahkan kuman (bibit penyakit) dari sampah, daging mentah, piring kotor ataupun dari kotoran hidung maupun tenggorokan kedalam makanan.
Memotong kuku agar tetap pendek dan tidak menggunakan cat kuku dan selalu mencuci tangan menggunakan sabun dan air hangat. Gosok tangan terutama dibawah kuku selama 20 detik dengan sabun, kemudian bersihkan dengan menggunakan air hangat. Jika tidak ada kertas toilet bisa menggunakan pengering tangan dan tidak boleh menggunakan apron (celemek) atau lap cuci untuk mengeringkan tangan. Pencucian tangan perlu dilakukan kembali setelah menggunakan kamar kecil ataupun setelah kontak dengan cairan tubuh ketika batuk atau bersin. Setelah makan, merokok, memegang daging mentah, membuang sampah atau memindahkan piring kotor.

PEMERIKSAAN ANGKA KUMAN

I.TUJUAN
Mengetahui jumlah kuman pada sampel yang diperiksa.
II.DASAR TEORI
Pengambilan sampel usap alat makan : Angka kuman atau atau angka lempeng total adalah angka yang menunjukkan adanya mikroorganisme pathogen atau non pathogen menurut pengamatan secara visual atau dengan kaca pembesar pada media penanaman yang diperiksa, kemudian dihitung berdasarkan lempeng dasar untuk standart test terhadap bakteri(M.Maurer,1973).Atau jumlah bakteri mesofil dalam satu millimeter atau satu gram atau satu cm2 usap alat sampel yang diperiksa.Dasar pengujian adalah koloni bakteri aerob setelah ditanam pada media yang sesuai dan dieramkan selama 48 jam suhu 370 C untuk bakteri mesofil dan 550 C untuk bakteri termofil(Sumarno,1991).Pengambilan spesimen dilakukan pada permukaan benda seluas 10 cm2 atau 2 cm x 5 cm.Batas minimal untuk usap alat makan adalah 100/cm2.Standart angka kuman pada linen sebanyak 6x103 spora bacillus per inchi persegi(Dirjen PPM dan PLP,1997).Standart angka kuman untuk minuman sebanyak 105.
III.ALAT DAN BAHAN
• Untuk usap alat makan:
 Piring
 Mika ukuran 10 cm2
 Lidi kapas steril dalam tabung reaksi
 Petridish steril
 Pipet steril
 Oven
 Tabung reaksi
 Lampu spiritus
 Incubator 370 C
 Spidol
 Korek api
 PCA steril
 Pemanas air
• Untuk sampel minuman :
 Minuman (aqua)
 Petridish steril
 Lampu spirtus
 Pipet steril
 Oven
 Korek api

IV.CARA KERJA
A.Usap alat makan
1.Pengambilan sampel usap makan :
 Siapkan piring yang akan diambil sampelnya
 Mika/plastic transparan dilubangi panjang 5 cm lebar 2 cm
 Letakkan plastic tran sparan berlubang dengan luas 10 cm2 pada bagian cekung piring(sebelumnya plastic transparan disteril dahulu dengan alcohol pada seluruh permukaan)
 Lidi kapas steril 1 buah dicelupkan pada PBS agar jangan terlalu basah tempelkan lidi kapas tersebut pada dinding tabung
 Oleskan lidi kapas basah tersebut pada lubang plastic transparan dengan luas 10 cm2
 Masukkan lidi kapas tersebut pada PBS secara aseptic
 Ulangi pengambilan sampel tersebut dengan mengoleskan lidi kapas kering
 Masukkan dalam PBS
 Sampel siap diperiksa
2.Pemeriksaan jumlah kuman
 Disiapkan petridish, lampu spirtus, spidol,sampel, piper steril, dan larutan pengencer 9 ml
 Petridish dan larutan pengencer diberi kode sesuai pengencer missal : 101 102 103 104 105
 Sampel dikocok agar homogeny
 Ambil sampel dengan pipet steril 1ml masukkan ke dalam larutan pengencer dengan kode 101
 Campur sampai homogeny
 Ambil sampel dengan pengencer 101 sebanyak 2 ml, 1 ml dimasukkan ke dalam larutan pengencer kode 102,, 1 ml masukkan ke dalam larutan pengencer 103
 Campur hingga homogeny
 Ambil sampel dengan pengencer 103 sebanyak 1ml dimasukkan ke dalam petridish
 Dibuat kontrol dengan mengisi petridish sebanyak 1 ml larutan pengencer
 Masing-masing petridish ditambah PCA steril cair suhu 45-500 C
 Digoyang pelan-pelan agar pertumbuhan koloni merata
 Tunggu sampai beku
 Eramkan pada incubator 370 C selama 2x24 jam dalam posisi terbalik
 Dibaca koloni yang tumbuh dengan coloni counter
 Catat hasil dan hitung jumlah kumannya
B.Pada minuman
1.Pengambilan sampel minuman
 Siapakan alat
 Sampel dibuka dengan aseptic dengan cara didekatkan lampu spiritus
 Sampel diperiksa
2.Pemeriksaan jumlah kuman
 Disiapkan petridish, lampu spirtus, spidol,sampel, piper steril, dan larutan pengencer 9 ml
 Petridish dan larutan pengencer diberi kode sesuai pengencer missal : 101 102 103 104 105
 Sampel dikocok agar homogeny
 Ambil sampel dengan pipet steril 1ml masukkan ke dalam larutan pengencer dengan kode 101
 Campur sampai homogeny
 Ambil sampel dengan pengencer 101 sebanyak 2 ml, 1 ml dimasukkan ke dalam larutan pengencer kode 102,, 1 ml masukkan ke dalam larutan pengencer 103
 Campur hingga homogeny
 Ambil sampel dengan pengencer 103 sebanyak 1ml dimasukkan ke dalam petridish
 Dibuat kontrol dengan mengisi petridish sebanyak 1 ml larutan pengencer
 Masing-masing petridish ditambah PCA steril cair suhu 45-500 C
 Digoyang pelan-pelan agar pertumbuhan koloni merata
 Tunggu sampai beku
 Eramkan pada incubator 370 C selama 2x24 jam dalam posisi terbalik
 Dibaca koloni yang tumbuh dengan coloni counter
 Catat hasil dan hitung jumlah kumannya
C.Pada lantai
1. Pengambilan sampel usap lantai
 Petri steril dibalik dan pada bagian belakang dari tiap petri diberi kertas label
 lantai diberi plastik transparan yang sudah disterilkan terlebih dahulu pada bagian tengah, kemudian usap bagian tengah yang telah dibatasi oleh plastik transparan tersebut dengan menggunakan lidi kapas
 usapan pertama dengan menggunakan lidi kapas yang sebelumnya telah dicelupkan ke dalam PBS, kemudian usapan kedua dengan menggunakan lidi kapas yang masih kering
 setelah digunakan untuk mengusap, kemudian kedua lisi kapas tersebut dimasukkan ke dalam PBS pada tabung reaksi dan ditutup dengan kapas agar tidak terkontaminasi (inilah yang akan menjadi sampel)
 sample dikocok agar homogen, kemudian dibuat seri pengenceran dari 10-1, 10-2 dan 10-3
 masing-masingh pengencer diambil 1 ml kemudian dimasukkan dalam Petri steril yang sudah disiapkan
 dibuat control dengan cara diambil 1 ml pengencer kemudian dimasukkan ke dalam petridish steril
 masing-masing Petri dituangi media PCA yang telah dicairkan kurang lebih 12-15 ml tiap Petri
 Petri digoyang-gyangkan pada tempat yang rata agar koloni dapat tumbuh secara merata
 setelah membeku diinkubasi pada incubator pada suhu 370C selama 2 x 24 jam
 hitung koloni yang tumbuh dengan koloni counter

V.PENGHITUNGAN
Rumus angka kuman :
(jml.koloni-K)x101+(jml.koloni-K)x102+(jml.koloni-K)x103
3
=………… koloni/cm2 (usap alat)
koloni/ml(minuman)



Hasil pemeriksaan pada minuman :
(276-10)x101+(177-10)x102
2

= 9680 koloni/ml
Keterangan :
 101 = 276
 102 = 177
 103= 0
 Kontrol = 10
Hasil pemeriksaan pada usap alat makan :
Kontrol : 10
Petridish 101 : 367
Petridish 102 : 347
Petridish 103 : 157

= (K1-K)101 + (K2-K)102 + (K3-K)103 = .............koloni/cm2
3
= 3570 + 33700 + 147000 = 184270
3 3
= 61423,3 koloni/cm2
Hasil pemeriksaan pada lantai :
(K1 – K)101 + (K2 – K)102 + (K3 – K)103
3 =

(228-10)101 + (220-10)102 + (186-10)103 =
3
218+21000+176000 = 65739,33 koloni/cm3
3
VI.PEMBAHASAN
• Pertumbuhan koloni bakteri pada pengencer yang tinggi diperoleh angka kuman yang tinggi, jadi semakin rendah tingkat pengencerannya maka akan diperoleh nilai angka kuman yang semakin rendah pula.
• Dan perhitungan pada kontrol yang seharusnya tidak terdapat kuman, karena dalam kontrol hanya terdapat pengencer steril yang tidak ditumbuhi atau ditaburi koloni bakteri. Ternyata masih terdapat angka kuman yang bisa dibilang banyak. Hal ini terjadi, kemungkinan besar karena adanya kontaminasi pada saat pemeriksaan dan perlakuan.

VII.KESIMPULAN
• Dari pemeriksaan di atas,diperoleh angka kuman pada minuman sebanyak 9680 koloni/ml
• Hasil pemeriksaan pada sampel alat makan adalah 61423,3 koloni/cm2
• Pada pemeriksaan sampel usap lantai diperoleh jumlah kuman sebanyak 65739,33 koloni/cm3