Tampilkan postingan dengan label dekomposisi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label dekomposisi. Tampilkan semua postingan

Selasa, 25 Desember 2012

Yuk belajar tentang kompos....



Kompos adalah hasil penguraian partisial/tidak lengkap dari  campuran bahan-bahan organik yang dapat dipercepat secara artificial oleh populasi berbagai macam mikroba dalam kondisi lingkungan yang hangat, lembab, dan aerobic atau anaerobic (Crawford, 2003). Sedangkan pengomposan adalah proses dimana bahan organik mengalami penguraian secara biologis, khususnya oleh mikroba-mikroba yang memanfaatkan bahan organik sebagai sumber energy. Membuat agar kompos dapat terbentuk lebih cepat. Proses ini meliputi mambuat campuran bahan yang seimbang, pemberian air yang cukup, pengaturan aerasi dan menambahkan bahan activator pengomposan.
Pupuk kompos mempunyai keunggulan-keunggulan sebagai berikut , (Agromedia, 2010) :
a.    Memperbaiki struktur tanah. Pupuk kompos yang remah dan gembur akan memperbaiki pH dan strukturnya.
b.    Memiliki kandungan unsur mikro dan makro yang lengkap. Tanaman yang kekuraangan salah satu unsur mikro atau makro akan terhambat pertumbuhannya, bahkan dapat menyebabkan tanaman tidak bias menyerap unsur hara yang diperlukan.
c.    Ramah lingkungan. Sesuai slogan “Go Organik 2010”, pemakaian kompos dalam pertanian atau hobi bercocok tanam yang ramah lingkungan dibandingkan dengan pemakaian pupuk kimia.
d.    Murah dan mudah didapat bahkan dapat membuat sendiri
e.    Mampu menyerap dan menampung air lebih lama dibandingkan pupuk kimia
f.     Membantu meningkatkan jumlah mikroorganisme pada media tanam, sehingga dapat meningkatkan unsur hara tanaman.
Proses pengomposan sampah organik telah matang dan digunakan mempunyai ciri-ciri sebagai berikut (Mantariputra, dkk, 2007) :
a.    Bentuk fisik menjadi hancur
b.    Berwarna coklat kehitaman
c.    Tidak berbau busuk (seperti bau tanah)
d.    Volume menyusut menjadi 1/3 volume awal
e.    Suhu stabil atau mendekati suhu ruangan
Faktor yang mempengaruhi proses pembuatan kompos supaya mendapatkan hasil optimal dan berjalan dengan lancer adalah sebagai berikut  (Mantariputra, dkk, 2007):
a.    Ukuran bahan
Pemotongan bahan yang baik untuk proses pengomposan antara 2,5 cm sampai dengan 7,5 cm, dengan tujuan untuk mempermudah penguraian bahan organik sehingga proses pengomposan dapat berlangsung dengan cepat.
b.    Pembalikan
Pembalikan atau pengadukan bahan kompos paling lama satu minggu sekali. Hal ini bertujuan untuk perataan bahan, asupan oksigen dan mencegah kekeringan.
c.    Penggunaan inoculant/activator
Activator adalah mikroba yang dimasukkan ke dalam timbunan bahan baku kompos dengan tujuan mempercepat waktu pengomposan. Activator dapat berbentuk padat atau cairan.
d.    Kelembaban
Kelembaban yang baik pada proses pengomposan antara 50 % - 60 % dan optimal 55 % karena merupakan kelembaban yang cocok untuk aktivitas mikroba.
e.    Suhu
Peningkatan suhu dapat terjadi dengan cepat pada tumpukan kompos. Suhu optimal dalam pengomposan berkisar antara 45o C – 55o C, karena suhu yang kurang menyebabkan bakteri pengurai tidak dapat berkembangbiak dengan baik. Sedangkan suhu yang terlalu tinggi dapat membunuh bakteri pengurai.
f.     pH atau derajat keasaman
pH yang baik untuk proses pegomposan berkisar antara 6,5-7,5 (netral). Biasanya dalam proses pengomposan ditambahkan kapur tohor atau abu dapur dengan tujuan untuk menaikkan pH. pH kompos yang sudah matang biasanya mendekati netral.
g.    Rasio C/N (Karbon dan Nitrogen)
Rasio C/N yang efektif untuk proses pengomposan berkisar antara 35-50 karena mikroba memecah senyawa C sebagai sumber energy dan menggunakan N untuk sintesis protein. Apabila rasio C/N terlalu tinggi, mikroba akan kekurangan N untuk sintesis protein sehingga dekomposisi berjalan lambat. 
Bagaimana gambaran cara membuat kompos yang sederhana mungkin dapat dilihat  melalui video di bawah ini temaaann....
                                

Jumat, 03 Juni 2011

PEMERIKSAAN COD(Dissolved Oxygen Demand)

Dasar teori :
Chemical Oxygen Demand (COD) atau Kebutuhan Oksigen Kimia (KOK) yaitu jumlah oksigen (mg O2) yang dibutuhkan untuk mengoksidasi zat-zat organis yang ada dalam sampel air dimana peoksidasi K2Cr2O7 digunakan sebagai sumber oksigen (oxidizing agent).
Angka yang ditunjukkan COD merupakan ukuran bagi pencemaran air dari zat-zat organik yang secara alamiah dapat mengoksidasi melalui proses mikrobiologis dan dapat juga mengakibatkan berkurangnya oksigen terlarut dalam air.
Sebagian besar zat organis melalui tes COD ini dioksidasi oleh larutan K2Cr2O7 dalam keadaan asam yang mendidih. Adapun reaksi yang terjadi:
CaHbOc + Cr2O72- + H+ → CO2 + H2O + 2 Cr3+
Zat organis Ag2SO4 warna hijau
Perak Sulfat Ag2SO4 ditambahkan sebagai katalisator untuk mempercapat reaksi. Sedangkan merkuri sulfat ditambahkan untuk menghilangkan gangguan klorida yang umumnya terdapat di dalam air buangan.
Untuk memastikan bahwa hampir semua zat organis hampir teroksidasi maka zat pengoksidasi K2Cr2O7 yang sesudah direfluks masih harus tersisa. K2Cr2O7 yang tersisa dalam larutan tersebut digunakan untuk menentukan bebrrapa oksigen yang telah terpakai. Sisa K2Cr2O7 tersebut ditentukan melalui titrasi dengan ferro amonium sulfat (FAS). Indikator ferroin yang digunakan akhir titrasi yitu saat warna hijau – biru larutan menjadi coklat – merah.
Analisis COD berbeda dengan analisa BOD, namun perbandingan antar angka COD dengan angka BOD dapat ditentukan, seperti pada tabel 2.1.
Tabel 2.1 Perbandingan Rata – Rata Angka BOD5/COD
Untuk Beberapa Jenis Air
Jenis Air BOD5/COD
-Air buangan domestik(penduduk)0,40 – 0,60
-Air buangan domestik setelah pengendapan primer 0,60
-Air buangan setelah pengolahan secara biologis 0,20
- Air sungai 0,10
Dalam analisa COD, kadar klorida (Cl-) sampai 2000 mg/l di dalamn sampel dapat menjadi gangguan karena dapat menjadi ganguan karena dapat mengganggu kerjanyakualitas Ag2SO4, dan pada keadaan tertentu turut teroksidasioleh dikromat, sesuai dengan reaksi berikut:
6 Cl- + Cr2O72- + 14 H+ → 3 Cl2 + 2 Cr3+ + 7H2O
Gangguan ini dapat dihilangkan dengan penambahan HgSO4 pada sample.
Adapun keuntungan dengan penambahan tes COD dibandingkan tes BOD5, antara lain:
- memakan waktu ±3 jam, sedangkan BOD5 memakan waktu 5 hari;
- Untuk menganalisa COD antara 50 – 800 mg/l, tidak dibutuhkan pengenceran sampel, sedangkan BOD5 selalu membutuhkan pengenceran;
- Ketelitan dan ketepatan (reprodicibilty) tes COD adalah 2 sampai 3 kali lebih tinggi dari tes BOD5;
- Gangguan zat yang bersifat racun tidak menjadi masalah.
Sedangkan kekurangan dari tes COD adalah tidak dapat membedakan antara zat yang sebenarnya yang tidak teroksidasi (inert) dan zat-zat yang teroksidasi secara biologis. Hal ini disebabkan karena tes COD merupakan suatu analisa yang menggunakan suatu oksidasi kimia yang menirukan oksidasi biologis, sehingga suatu pendekatan saja.
Untuk tingkat ketelitian pinyimpangan baku antara laboratorium adalah 13 mg/l. Sedangkan penyimpangan maksimum dari hasil analisa dalam suatu laboratorium sebesar 5% masih diperkenankan.


Alat dan Bahan :
 COD reactor
 Tabung COD
 Peralatan titrasi dengan buret asam
 Labu Erlenmeyer
 Gelas ukur, pipet ukur
 Sendok penyu

Cara Kerja :
 Alat-alat dicuci/dibilas dengan aquadest.
 Ambil 2 tabung COD
Masing-masing tabung diisi :3 ml H2SO4 pro COD
1,00 ml K2Cr2O7
Sepucuk sendok kecil H2SO4
 Ditutup rapat, digojok.
 Diinkubasi dalam COD reactor selama 2 jam
 Dinginkan
 Tuang larutan ke Erlenmeyer,lalu tabung dibilas aquadest 10ml.
 Tambahkan indicator ferroin 3 tetes
 Titrasi dengan FAS 0,1 N sampai warna merah bata/coklat
Hasil Pemeriksaan :
Data titrasi
No Tabung Volume awal Volume akhir ml Titrasi
1 Bl 6 ml 9,2 ml 3,2 ml
2 Sp 9,2 ml 11,4 ml 2,2 ml


Kadar COD =1000/2 x(ml Titrasi bl-ml Titrasi sp)x0,1 NxFx8
=1000/2x(3,2-2,2)x0,1x1x8
=500x1x0,1x1x8
=400 mg/L
Pembahasan
Dalam pemeeriksaan COD ini menggunakan 2 tabung reaksi, yang salah satunya diisi aquades dan tabung lainnya diisi 2 ml air sampel.
 Air sampel dan aquades ditambah 3 ml sepucuk sendok kristal HgSO4 warnanya jernih dan ada endapan kuning.
 Air sampel dan aquades ditambah 3 ml HgSO4 pro COD warnanya menjadi jernih ada endapan.
 Air sampel dan aquades ditambah 1,0 ml K2Cr2O7 0,25 N warnanya menjadi kuning tua dan terasa panas.
Setelah semua dicampur merata dan ditutup, kemudian dipanaskan dalam COD reaktor selama 2 jam tetapi dalam praktek waktunya hanya setengah jam.Dinginkan dengan gelas kimia kecil yang diisi air dan tabung reaksi dimasukkan dalam gelas kimia.Selanjutnya larutan diberi 1 tetes indikator ferroin dan dititrasi dengan fero ammonium sulfat warnanya menjadi coklat kemerahan, titrasi dihentikan dan catat ml titrasinya.
Kesimpulan :
 COD merupakan jumlah oksigen yang diperlukan untuk dekomposisi/degradasi zat organic secara kimiawi melalui reaksi oksidasi dengan O2.
 Dari hasil pemeriksaan di atas, diperoleh kadar COD sebanyak 400 mg/L, lebih tinggi dibandingkan dengan baku mutunya yaitu 150 mg/L.